Takkan hilang cintaku padamu…
Takkan hilang walau kau memilih pergi…
Takkan hilang…
Sampai diujung waktu…
Cintaku…
Banyak pertemuan yang memang tidak selalu bersama sampai akhir, mungkin hanya sebagai pelajaran ditengah perjalanan.
Baru ku sadari ternyata bersamamu itu ketidakmungkinan yang aku impikan. Aku tenggelam dalam luput dan hanyut dari kenyataan. Senyuman dan tawamu saat bersamaku, berhasil membuatku jatuh cinta. Namun, ternyata aku hanya memikirkan kebahagiaan yang kau berikan, tanpa tahu bahwa itu hanyalah sebatas menghargaiku saja.
flashback on ;
"Sejuk banget ya suasananya. Aku ga tau kalau jalan pagi senyaman ini." ucap perempuan disebelahnya yang sedang mengenakan headphone.
"Iya nyaman soalnya ada kamu." jawabku lirih.
"Hah apa? apa? ga denger." tanyanya dengan kebingungan sambil melepaskan headphone.
"Ah iya sejuk suasananya, cocok buat jogging pagi." jawabku dengan kebohongan.
"Iya, suka deh." jawabnya.
"Kamu sih jarang jogging pagi." ucapku meledek dia.
"Apasih? kan aku sibuk. Pagi ku itu rutinitas paling sibuk." jawabnya dengan ketus.
"Iya deh tuan putri." jawabku dengan tertawa.
"Ish diem kamu." jawabnya dengan ekspresi marah.
"Iya deh maaf ya tuan putri. Mending kita beli es cream? mau?" tanyaku.
"Mau mau... gini dong sekali-kali baik, jangan meledek orang terus." jawabnya dengan tertawa.
“Banyak mau ya.”
; flashback off
Kita dipertemukan hanya untuk saling mengenal bukan untuk bersama. Aku pernah bahagia bisa menjadi salah satu dari orang yang kamu istimewa kan. Aku pernah bahagia bisa menjadi salah satu dari sekian banyak memori di dalam ingatanmu. Bahagia dan bahagia, mana luka nya? Ternyata datang diakhir.
“Mencintaimu itu seperti embun kepada daun, selalu diusir pergi oleh pagi namun tak pernah berhenti datang lagi. Setiap malam, bahkan bisa setiap hari.”
The Final Chapter Nya aku dan kamu tidak ada jalannya.
Kini aku mencoba mengikhlaskan mu. Aku yang selalu ingin menjadi akhir dari kisah panjang pencarianmu, tapi itu hanyalah hayalan haluan ku saja. Aku sudah terlalu banyak berharap, kini kau bahagia dengan pilihanmu.
Jika ini hanyalah ketertarikan sesaat, mengapa aku terluka hebat?
Pada paragraf ini,
Aku mengikhlaskan mu.
Cerita ini adalah tentang aku dan kamu yang tak akan pernah menjadi kita.